Demensia pada lansia menjadi masalah yang sering dihadapi. Tahukah Anda apa yang dimaksud dengan demensia? Istilah demensia itu sendiri yang juga masih terdengar asing. Padahal sebenarnya itu merupakan istilah yang kita itu sudah mengetahui apa pengertiannya.
Memasuki usia lansia tentunya bukan tidak mungkin jika akan mengalami berbagai keluhan. Bukan hanya fisiknya saja yang sudah tidak kuat. Tetapi terkadang daya ingatnya juga mengalami penurunan. Seperti penjelasan sebelumnya yang mengatakan bahwa hal itu merupakan keluhan umum. Tetapi terdapat banyak gejala yang menunjukkan terjadinya demensia.
Baca Juga: Manfaat Buah Pisang Bagi Kesehatan, Kaya Kandungan Serat, Protein, Kalsium VIt C
Demensia atau kerap kali disebut pikun merupakan penyakit yang sering diderita orang lanjut usia. Kendati demikian, demensia juga bukan bagian normal dari penuaan. Walaupun sebelumnya dijelaskan bahwa istilah tersebut kerap kali dikeluhkan namun tidak semua orang tua mengalaminya.
Demensia pada Lansia, Kenali Gejalanya!
Ketahuilah demensia merupakan istilah yang umum digunakan untuk berbagai kondisi yang dapat mempengaruhi otak. Gejala yang muncul kesulitan untuk memecahkan masalah, kesulitan menilai, kesulitan mengingat, dan yang lainnya. Istilah umum tersebut juga seringkali menyerang lansia, di mana kondisi pada saat itu merupakan penuaan yang tidak pernah diharapkan.
Pada dasarnya demensia merupakan penyakit yang menyebabkan menurunnya daya ingat serta cara berpikir. Kondisi tersebut nantinya juga akan berdampak pada kemampuan bersosialisasi, aktivitas sehari-hari, serta gaya hidup. Sedangkan salah satu jenis penyakit yang dapat menurunkan daya ingat tersebut adalah penyakit alzheimer serta demensia vaskular.
Untuk alzheimer sendiri merupakan jenis demensia yang mempunyai kaitan dengan perubahan kinetik juga perubahan protein pada otak. Kemudian untuk jenis vaskular merupakan jenis demensia akibat gangguan pada pembuluh darah otak. Hal penting yang harus Anda ingat mengenai istilah tersebut berbeda dengan pikun. Pikun sendiri ialah menurunnya kemampuan berpikir serta mengingat yang biasa dialami seiring dengan bertambahnya usia.
Memang benar jika pikun itu dapat mempengaruhi daya ingat namun tidak signifikan juga tidak menjadi penyebab seseorang itu bergantung kepada orang lain. Lantas seperti apa gejala demensia pada lanjut usia tersebut? Untuk mengetahui jawabannya simak berikut ini penjelasan lengkapnya.
Progresif
Sebenarnya mengenai gejala demensia pada lansia itu kerap kali juga diabaikan. Sebab terdapat sifat progresif yang mana gejalanya itu biasanya ringan pada awal dan akan menjadi lebih parah seiring berjalannya waktu. Pada tahap awal itulah gejala yang akan terjadi ringan sehingga kita tidak begitu memperhatikannya. Namun secara garis besar gejala tersebut juga terjadi sejak dini.
Di samping itu gejala lainnya adalah mempunyai masalah memori. Misalnya seseorang mungkin mengalami masalah dengan memori jangka pendek serta berjuang guna mengingat apa yang baru saja ia lakukan. Kemudian kesulitan berkonsentrasi serta disorientasi. Tetapi ternyata kesulitan melakukan komunikasi atau mempunyai masalah mengenai komunikasi ternyata juga menjadi pertanda gejala demensia pada lanjut usia.
Sedangkan gejala pada tahap menengah adalah menjadi seseorang yang pelupa, tersesat menuju rumah sendiri, kesulitan, membutuhkan banyak bantuan, serta menunjukkan perubahan perilaku. Terakhir ada gejala demensia pada lansia gejala stadium akhir. Di mana gejalanya hampir sama dengan gejala pertama hanya saja terdapat tambahan yakni Inkontinensia kandung kemih serta nafsu makan juga menurunnya berat badan.
Penyebab
Tidak hanya jenis dan gejalanya saja yang beragam. Faktanya terdapat beberapa penyebab yang mempengaruhi terjadinya demensia pada lanjut usia itu sendiri. Seperti penjelasan sebelumnya yang menyatakan bahwa terdapat dua jenis demensia yang terjadi pada lansia.
Penyebab demensia vaskular karena gangguan pembuluh darah pada otak. Stroke berulang adalah penyebab tersering dari jenis demensia pada lansia vaskular ini. Berikutnya adalah alzheimer di mana penyebab penyakit ini belum bisa diketahui secara pasti.
Tetapi bisa dikatakan juga bahwa alzheimer ini perubahan genetik yang diturunkan dari orang tua serta diduga juga dapat meningkatkan resiko terjadinya penyakit demensia. Di samping itu ternyata kelainan protein dalam otak juga menjadi penyebabnya. Sedangkan risiko meningkatnya demensia pada lansia sendiri adalah adanya riwayat demensia dalam keluarga atau faktor genetik, kemudian pola makan yang tidak sehat, kecanduan alkohol, kebiasaan merokok, dan jarang olahraga.